Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Guna mewujudkan Indonesia yang maju di masa depan, desa-desa perlu punya kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) punya konsep untuk mewujudkan desa yang cerdas.
Konsep desa cerdas (smart village) bakal mengubah desa-desa di Indonesia menjadi lebih siap menyongsong masa depan. Internet adalah sarana untuk mencapai kemajuan tersebut. Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar atau akrab disapa Gus Menteri, dalam suatu kesempatan menjelaskan konsep smart village, menurutnya Smart village adalah pembangunan desa yang berbasis penerapan teknologi tepat guna. Dengan penerapan teknologi ini diharapkan desa bisa melakukan berbagai capaian terobosan sehingga memenuhi kualifikasi untuk masuk kategori Desa Mandiri.
Gus Menteri mendefinisikan smart village sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa. Smart Village adalah cara untuk mewujudkan Desa Mandiri.
Desa Mandiri yang disebut Gus Menteri adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, punya infrastruktur memadai, serta punya pelayanan umum dan pemerintahan yang sangat baik. Desa Mandiri adalah desa yang memiliki Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75 dalam skala 1 sampai 100.
Desa-desa yang disebut 'smart' harus bisa maksimal memanfaatkan Internet of Things (IoT), yakni kemampuan jaringan internet untuk membuat pelbagai peralatan saling berinteraksi dan bertukar informasi.
IoT digunakan desa untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. Smart village mengandalkan internet of things (IoT), dan dengan begitu perubahan terbesarnya ada pada proses digitalisasi, tetapi semua itu harus selaras dengan tradisi dan budaya desa, agar proses pembangunan desa ini adil dan bersesuaian dengan dinamika masyarakat desa.
Konsep Desa Cerdas (Smart Village) adalah inisiatif berbasis komunitas yang digagas untuk memanfaatkan teknologi informasi bagi masyarakat pedesaan. Inisiatif ini merupakan upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi masyarakat lokal dengan memobilisasi kekuatan kolektif komunitas dari berbagai suku/etnisitas dan profesi untuk mendorong pelaksanaan program pelayanan publik berkualitas yang diintegrasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat desa.
Kehadiran Desa Cerdas diperlukan sebagai upaya untuk mengakselerasi pembangunan desa dengan cara meningkatkan kecerdasan, kesejahteraan, dan keharmonisan masyarakat lokal. village mendukung pembangunan desa berkelanjutan. Kemendes PDTT berfokus pada penguatan pemberdayaan masyarakat, akuntabilitas, dan pembangunan berbasis lokal.
Program Desa Cerdas punya enam pilar yaitu Warga cerdas (smart people), Mobilitas cerdas (smart mobility), Ekonomi cerdas (smart economic), Pemerintahan cerdas (smart government), Pola hidup cerdas (smart living), Lingkungan cerdas (smart environment).
Penjelasan mengenai enam pilar tersebut adalah sebagai berikut:
Kecamatan Kota Agung Timur
Kabupaten Tanggamus - Lampung
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 1,222,453,446 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 1,223,276,100 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 822,122 | Rp. 822,122 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 852,416,000 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 12,373,592 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 351,663,854 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 6,000,000 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 361,499,500 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 734,376,600 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 22,000,000 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 19,000,000 |
Realisasi | Anggaran |
Rp. 0 | Rp. 86,400,000 |
Kirim Komentar